1. Berangkat ke Jogja
Di Dalam Kereta Sri Tanjung, 22.00 |
2. Sampai di Jogja
Langkah pertama ketika sampai di Lempuyangan adalah mencari tempat tidur. Namanya juga nekat, kami dari awal tidak memperhitungkan penginapan atau hotel. Kalau bisa tidur di masjid ya mengapa tidak? Lalu kami langsung mencari tempat apapun untuk tidur, dan secara tak sadar jalan yang kami lalui adalah jalan menuju ke Malioboro, suatu kebetulan karena kami sendiri tidak tahu daerah Jogja. Saat sudah menemukan masjid, tiba-tiba salah satu sahabat saya berbisik kepada saya bahwa salah satu dari sahabat kami punya penyakit jantung kronis. Saya sebenarnya tahu tapi saat itu saya lupa dan sama sekali tidak terpikirkan, bodoh sekali saya. Akhirnya rencana berubah, kami harus mencari tempat yang layak seperti hotel atau penginapan.
Istirahat di Penginapan Ibu yang Baik |
Lalu kami sampailah di Gang Sosrokusuman, dekat Malioboro. Hotel-hotel disana cukup mahal yakni di atas 400 ribu per-malam. Ada satu hotel murah, namun kamarnya sudah penuh. Di saat keputus-asaan itu melanda, tiba-tiba seorang ibu menghampiri kami dan menanyakan asal-usul kami. Tiba-tiba, beliau menawarkan untuk menginap di rumahnya. Yang membuat kami senang adalah beliau menarik harga yang cukup murah untuk kami. Tawar-menawar terjadi dan kami deal di harga 200 ribu untuk 3 malam sehingga tiap orang hanya patungan 40 ribu saja. Murah kan?
3. Ibu yang Baik
Saya sendiri lupa siapa nama ibu yang baik hati itu. Beliau tinggal sendirian karena anaknya merantau ke Jakarta. Beliau menyewakan kamar sebagai penyambung kehidupan di Jogja. Kami diberikan kamar yang sebenarnya hanya untuk 3 orang, tapi di ruang tamu ada 2 kursi panjang yang bisa digunakan untuk tidur. Jadi selama 3 malam kami bergantian tidur di ruang tamu.
Bangun Dengan Tampan |
Selain fasilitas kamar, ibu yang baik itu juga senang berbagi. Pagi hari ketika kami bangun, tiba-tiba beliau memberikan sebakul nasi kepada kami untuk menghabiskannya. "Nak, ini buat kalian saja daripada dibuang, ibuk kebanyakan masak nasi, jadi nanti kalian cuma beli lauknya saja". Sekali lagi, keajaiban kembali datang. Kami bisa sedikit menghemat pengeluaran untuk survive di Jogja. Tak hanya nasi, ibu tersebut juga memberikan buah salak dan mangga kepada kami. Tentunya kami sangat bersyukur sekali bisa sempat tinggal di rumah beliau.
4. Petualangan Hari 1
Pagi hari setelah menikmati sarapan pemberian ibu yang baik, destinasi pertama kami adalah Parangtritis. Ibu menyarankan kami untuk menggunakan bis jurusan Giwangan - Parangtritis yang bisa kami cegat di dekat homestay kami. Tarif bis itu cuma 20 ribu sudah pulang - pergi. Kurang lebih 2 jam perjalanan, kami sampai di Parangtritis dengan selamat. Kami pun berlari ke pantai seperti anak kecil yang baru pertama kali ke pantai. Gembel juga boleh norak sob!
Parangtritis! |
Setelah 2 jam menghabiskan waktu di Parangtritis, kami memutuskan kembali ke homestay. Saat itu kami tiba pukul 4 dan kami langsung beristirahat serta membersihkan diri. Malamnya, kami pergi menjelajah sekitaran Malioboro. Kami juga sempatkan mampir ke Tugu Jogja dan Pasar Kembang. Cuma menjelajah loh ya, jangan mikir yang aneh-aneh kalau saya ngomongin Sarkem. Tak terasa sudah pukul setengah satu malam, kami kembali untuk beristirahat.
5. Petualangan Hari 2, UNAIR dan UNPAD
Monumen Serangan Umum 1 Maret |
Hari kedua, kami memilih untuk berpetualang di sekitaran Kraton Jogja dan Malioboro. Kami mengabadikan beberapa foto dan menyempatkan diri untuk mencari makan siang. Disini permasalahan kembali terjadi. Kami tidak kompak dan memilih untuk mencari makan sendiri-sendiri. Saya hanya bersama salah satu sahabat saya membeli semangkok mie ayam, entah teman-teman yang lain membeli makan apa. Tiba-tiba terpikirkan untuk mencari tujuan wisata baru bersama sahabat saya. UGM, tercetuslah ide itu. Lantas setelah selesai makan, kami pergi menggunakan bus Trans-Jogja. Dengan 3 ribu rupiah, kami sampai di UGM dan langsung berkeliling. Kami berdua sempat lelah karena kami adalah mahasiswa UNAIR yang tidak terbiasa berjalan jauh karena luasnya kawasan UGM.
Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada |
Cuaca cukup mendung dan kami harus kembali ke homestay. Ketika sampai di homestay, kami berdua terkejut karena ada 4 orang pemuda yang menginap di kamar sebelah kami. Setelah berkenalan, ternyata mereka adalah mahasiswa UNPAD dari Bandung. Sempat asyik mengobrol, teman-teman kami yang sempat menghilang pun datang. Kami semua akhirnya terjebak dalam obrolan yang cukup hangat. Malam-pun tiba, dan kami semua memilih untuk sekedar ngopi bareng di sekitaran angkringan Malioboro.Walau baru kenal, kami terasa seperti saudara. Mungkin inilah kenapa Bonek dan Viking kompak, ya dari hal-hal sekecil ini. Tak terasa malam berlalu semakin cepat, kami memilih untuk kembali ke homestay untuk beristirahat karena besok pagi ada kereta yang menunggu kami untuk kembali ke Surabaya.
Keraton Jogja |
6. Kembali ke Surabaya
Kereta berangkat dari Lempuyangan pukul 8 pagi dan sejam sebelumnya kami sudah harus ada di Lempuyangan. Akhirnya kami berpamitan dengan ibu pemilik rumah dan juga rombongan dari UNPAD. Kami sangat berterima kasih atas kebaikan hati yang diberikan oleh beliau kepada kami karena sudah menyewakan kamarnya dengan harga yang "kebangetan". Dan kami kembali berjalan menuju Lempuyangan dan harus berpisah dengan Jogja.
7. Estimasi Pengeluaran
Berikut ini adalah biaya yang saya keluarkan ketika melakukan "nggembel" ke Jogja di tahun 2012 lalu:
a. Transport ------------------------ : 72.000 (sudah PP)
b. Penginapan ---------------------- : 40.000
c. Makan dan Minum -------------- : 30.000 (kurang lebihnya untuk 3 hari 3 malam)
d. TransJogja ----------------------- : 6.000 (sudah PP UGM)
e. Bis Giwangan - Parangtritis ------- : 20.000 (sudah PP Jogja - Parangtritis)
f. Oleh-oleh ------------------------- : 0 (hemat dan tidak membeli oleh-oleh)
-------- +
TOTAL 168.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar