Review Oli Untuk New Sonic 150R

Performa motor sangat dipengaruhi oleh oli yang digunakan oleh rider. Banyak sekali jenis oli motor yang beredar di pasaran dan di jual dengan harga yang beragam. Sejatinya, seorang rider harus tahu oli yang pas untuk motornya sendiri. Tentu saja setiap motor membutuhkan oli yang berbeda dengan motor lainnya, entah itu motor yang masih satu pabrik atau berbeda pabrik.

Kali ini, saya menulis review tentang oli yang saya gunakan selama setahun setengah ini pada motor kesayangan saya, New Sonic 150R. Perlu diketahui bahwa New Sonic 150R adalah salah satu motor baru yang diproduksi oleh Honda pada akhir tahun 2015 walaupun sejatinya Sonic sudah ada di pasaran sejak tahun 2000-an. Spesifikasi gearbox New Sonic juga kurang lebih sama dengan motor-motor baru pada umumnya, yakni kerapatan gear atau gerigi yang sangat tinggi sehingga dibutuhkan oli yang encer untuk menunjang performanya. Yang membedakan dengan mesin motor lain adalah kapasitas olinya yang 1,1 liter, padahal pada umumnya kapasitas oli mesin adalah 1 liter pas, aneh kan? Setelah 18 bulan memakai New Sonic, saya telah menggunakan 5 oli yang berbeda dan berikut ini adalah review tentang oli-oli tersebut:

1. AHM MPX1

Oli ini adalah oli yang paling pertama saya gunakan ketika sepeda motor masih baru. Oli yang mempunyai kekentalan 10w-30 SJ JASO MA ini mempunyai karakteristik yang cukup kental walaupun pada umumnya angka 10w-30 identik dengan oli yang encer. Jika sobat menggunakan motor dengan kopling manual seperti motor saya, maka saya tidak merekomendasikan oli ini untuk digunakan pada motor sobat-sobat sekalian. Mesin motor saya menjadi cepat panas dan sangat susah untuk melakukan oper gear bawah ketika berada di jalanan yang macet.

2. Shell Advance AX7

Setelah kapok menggunakan MPX-1, maka ketika servis di bulan pertama saya langsung beralih ke oli semi-sintetik Shell Advance AX7. Oli dengan kekentalan 10w-40 JASO MA2 ini saya beli dengan harga 56 ribu rupiah. Yang saya rasakan dari oli ini sebenarnya enak walaupun mesin agak berteriak-teriak di putaran atas. Namun ketika melewati jalan macet, proses oper gear bawah terasa nyaman dan lancar. Selain itu, oli ini juga dapat meredam panasnya mesin sehingga kipas radiator saya menjadi jarang menyala. Dan pada akhirnya, saya harus mengganti oli ini ketika sudah mencapai kilometer 1500 karena penurunan performa.

3. Motul Ester 5100

Oli ini merupakan rekomendasi dari teman saya yang sudah lama menggunakan Motul. Oli dengan kekentalan 10w-40 JASO MA ini dibanderol dengan harga yang lumayan mahal, 115 ribu rupiah. Review penggunaan dari oli ini adalah saya merasa puas, berbanding lurus dengan harganya. Oli yang satu ini sangat enak digunakan untuk max-speed ketika touring ke luar kota serta tahan meredam panasnya mesin di jalanan yang macet. Mengapa oli ini sangat cocok untuk motor saya adalah karena karakternya yang full sintesis dan encer sehingga mudah meresap ke dalam gear mesin yang sangat kecil. Namun kekurangannya adalah oli ini juga mempunyai durabilitas yang rendah, sama seperti Shell Advance AX7 yang harus saya ganti di kilometer 1500.

4. Pertamina Enduro 4T Racing

Mungkin jika kala itu saya tidak dilanda krisis keuangan, saya pasti tak akan pernah mencicipi oli ini. Ada momen dimana saat itu saya mengalami krisis dan terpaksa beralih ke oli yang lebih murah. Rekan di bengkel langganan saya menyarankan oli Enduro 4T Racing, oli full sintesis karya anak bangsa. Harganya bisa dibilang sangat murah untuk sebuah oli full sintesis, 47 ribu rupiah, agak aneh memang.
Namun, sepertinya saya terlalu meremehkan oli ini. Walaupun murah, oli inilah yang justru paling lama melekat di dalam mesin Sonic saya. Mesin sangat cepat beradaptasi dengan oli ini sehingga mempunyai akselerasi yang bagus. Di jalanan yang macet, oli ini bisa meredam panas walau kadang kipas radiator juga masih menyala, tetapi masih tetap enak ketika melakukan oper-oper gear bawah. Oli yang berbau harum permen karet dengan kekentalan 10w-40 JASO MA2 ini adalah oli dengan durabilitas terlama di mesin Sonic saya, yakni sejauh 2500 kilometer. Itu alasan mengapa saya betah dengan oli ini, karena irit pengeluaran untuk penggantian oli.

5. AHM SPX1 1,2 liter

Untuk oli yang satu ini, sebenarnya berkaitan dengan masalah keamanan dan durabilitas mesin agar tidak cepat rusak. Salah satu teknisi di AHASS langganan saya menyarankan penggunaan oli 1,2 liter ini. Lah kok 1,2 liter? Kenapa kok nggak 1 liter? Itu karena kala itu saya baru menyadari bahwa kapasitas oli mesin Sonic adalah 1,1 liter. Tapi anehnya, ketika diisi dengan SPX1 yang bervolume 1,2 liter, oli yang masuk di dalam mesin tidak tumpah padahal secara logika kapasitas oli mesin kelebihan 0,1 liter, lagi-lagi aneh kan? Entahlah karena saya sendiri juga kurang memahami seluk beluk proses produksi yang dilakukan oleh Honda.
Kembali ke performa, ketika saya menggunakan oli dengan kekentalan 10w-30 JASO MA ini saya cukup puas. Oli full sintesis yang terkenal encer ini mampu meredam panasnya mesin dan sangat enak digunakan di putaran atas. Sedangkan di putaran bawah juga enak walaupun kipas radiator masih sering menyala. Oli ini bisa sobat dapatkan dengan harga 65 ribu rupiah, cukup murah untuk oli full sintesis, sama seperti Enduro 4T Racing.

Demikian review tentang oli yang telah saya gunakan selama satu setengah tahun ini. Semoga bisa menginspirasi sobat-sobat sekalian agar lebih bijak memilih oli yang digunakan untuk motor kesayangan.
Terima kasih! Untuk kritik, saran, dan masukan bisa langsung ditulis di kolom komentar.