Sabtu, 25 Februari 2017

Pengalaman Diprospek Member MSS

Lambang Melia Sehat Sejahtera

Peristiwa ini terjadi ketika saya masih kuliah semester 2. Saya kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya dan kost di sekitaran Taman Bungkul. Setiap sore setelah kuliah, saya sempatkan diri untuk mampir ngopi atau terkadang cuma duduk-duduk di square-nya. Kala itu di suatu sore, saya tengah duduk-duduk sekedar santai dan menonton anak-anak yang bermain sepakbola. Tiba-tiba, ada 2 orang pemuda yang asyik bercanda dengan salah satu pedagang asongan, mungkin mereka sudah sama-sama kenal. Lantas setelah pedagang itu pergi, salah satu dari pemuda itu memilih untuk duduk dekat dengan saya, sedangkan pemuda yang satunya pergi entah kemana.

1. Awal Bertemu Oknum MSS

TKP Terjadinya Prospek

Setelah ia duduk di dekat saya, ia langsung memperkenalkan diri. Ya wajar dong, saya waktu itu berpikir kalau ia orang baik. Namanya adalah Arman (nama disamarkan). Kami terlibat dalam obrolan yang santai hingga suatu ketika membahas tentang pekerjaan. Saya mengaku kalau memang saya cuma mahasiswa dan ia mengatakan kalau ia bekerja di perusahaan distributor obat. Namun, kita malah terjebak di pembicaraan tentang perusahaan tersebut. Ia mengatakan kalau PT tempatnya bekerja itu bernama Melias, kurang familiar bagi saya. Lalu ia menjelaskan kalau ia dibayar harian sambil menunjukkan SMS transfer pembayaran gajinya. Dan tak terasa kita mengobrol sampai Magrib dan saya harus kembali ke kost. Namun sebelum kembali, dia meminta saya untuk bertukar nomor handphone. Ya saya turutin saja, hitung-hitung nambah teman.

2. Awal Mengenal MSS

Jika saat itu tidak mengalami krisis keuangan, mungkin saya tidak akan pernah tahu apa itu Melia Sehat Sejahtera (MSS). Seminggu setelah berkenalan dengan Arman, saya jadi penasaran dengan sistem kerja di MSS. Namun saya merasa aneh ketika ingat obrolan di Bungkul waktu itu. Arman pernah mengatakan bahwa ia dibayar harian sambil menunjukkan SMS transferan dari MSS sebesar kurang lebih 100 ribu perhari. Karena saya penasaran dan kebetulan juga butuh uang, saya tertarik untuk menghubunginya dan meminta penjelasan terkait dengan sistem kerja MSS.

Beberapa Contoh Member MSS

Nah disini anehnya, ketika kami janjian di Bungkul, ternyata dia menolak turun dari motor dan memaksa saya untuk ikut ke tempat lain. Saya kaget karena tiba-tiba dia memaksa seperti itu. Saya beralasan tidak membawa motor dan dia menawarkan untuk nebengin saya (lumayan bisa irit bensin). Di perjalanan, saya selalu berusaha tidak lengah dan tetap waspada terhadapnya.

Sampai-lah kami sebuah kafe di daerah Bratang dan saya disuruh menunggu sambil memesan minuman yang ditraktir olehnya (saya langsung pesan milkshake yang paling mahal). Tiba-tiba, datanglah seorang gadis berjilbab yang bernama Wati (nama samaran), salah satu sahabat Arman yang juga member MSS. Dia orangnya sok asyik dengan candaannya yang sangat garing.  Lalu Arman tiba-tiba datang lagi dan mengajak saya ke lantai 2. Saya kaget karena disana sudah ada banyak sekali member MSS yang mengajak "anak-anak baru" seperti saya. Brengsek! Saya langsung tahu kalau mereka adalah sekumpulan manusia MLM pencari downline dan saya merasa dibohongi.

3. Prospek, Prospek, dan Prospek!

Para anak baru termasuk saya disuruh duduk di depan dan semua member MSS duduk di belakang. Namun, saya memilih untuk duduk agak sedikit ke belakang. Arman melihat saya dari kejauhan dan saya balas tatapannya dengan seringai, mungkin dia tahu kalau saya menahan emosi waktu itu. Lantas ketika semua anak-anak baru dan member sudah duduk dengan manis (atau mungkin jengkel), presentasi-pun dimulai.

Diawali dengan sebuah video gathering member MSS di sebuah gedung, tiba-tiba semua member di belakang saya berteriak "DAHSYAT!". Saya kaget dan mendadak semua anak-anak baru juga ikut menoleh. Lalu ada sebuah video pendek yang mengisahkan perjalanan hidup dari M. Al Haddad, salah satu leader MSS yang sudah sukses (katanya begitu). Sekali lagi, teriakan "DAHSYAT!" kembali menggema dan secara tak sengaja saya mengumpat karena kaget. Para member melihat ke arah saya, tapi masa bodoh, kalau mereka mengajak berantem ya saya siap-siap saja. Sesi video berakhir, kini masuk ke sesi penjelasan skema MSS yang dipaparkan oleh si sok asyik, Wati. Dengan skema yang kelewat "canggihnya", para member sekali lagi berteriak "DAHSYAT" dan sontak membuat saya lagi-lagi kaget. Lalu di sesi terakhir, datanglah member lain yang bernama Rico (nama samaran). Si Rico bercerita bahwa dia adalah mantan pegawai telekomunikasi yang digaji 8 juta perbulan dan memilih resign untuk bergabung dengan MSS (sangat tidak masuk akal).

Skema Tercanggih Sepanjang Masa

Setelah semua sesi berakhir, tiba-tiba para member menghampiri anak-anak baru. Arman terlihat sibuk dengan handphone-nya dan sedikit-pun tidak berani menatap saya. Member lain-pun datang merayu saya agar bergabung dan menyerahkan modal pertama sebanyak 600 ribu (mungkin segitu karena saya juga lupa). Saya tetep kekeuh untuk menolak mereka. Tapi ada suatu momen dimana saya merasa kurang nyaman terhadap rayuan salah satu member sehingga saya kelepasan emosi, namun situasi masih bisa dikontrol (terima kasih untuk salah satu anak yang berhasil "ngerem" saya).

4. Akhir Cerita Antara Aku dan Arman

Saat yang ditunggu tiba, yaitu saat kembali ke habitat masing-masing. Lalu saya lupa kalau saya tidak membawa motor dan langsung menghampiri Arman untuk mengantarkan saya pulang. Saya berusaha untuk mencairkan suasana, seolah-olah saya tidak pernah jengkel terhadapnya (daripada saya pulang jalan kaki). Akhirnya sampai-lah saya di Bungkul dan dia-pun pamit pulang. Saya-pun menghampiri kafe langganan saya untuk sekedar menurunkan tensi yang sempat meninggi. Ketika iseng mengecek kontak handphone, saya tidak menemukan kontak si Arman. Ternyata dia mem-block akun WA dan Line saya. Mungkin ia merasa bersalah pada saya dan sengaja untuk melarikan diri karena merasa bersalah. Ya baguslah kalau dia akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya kurang terpuji.

Demikian pengalaman saya kala mengikuti "seminar menuju kesuksesan bersama MSS".
Dari pengalaman ini, hikmah yang saya ambil adalah bahwa kesuksesan dicapai dengan kerja keras, bukan dengan cara-cara yang merugikan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar